Realita Pelajar
Suka Pacaran
Kata pacaran sudah tidak asing lagi bagi
kita. Ketika saya menginjak usia 5 tahun, pacaran menurut saya adalah suatu hal
yang boleh diketahui hanya untuk orang dewasa saja. Namun pada saat ini, anak
bauk kencur saja, alias masih SD sudah sangat paham dengan pacaran. Kita dapat
melihat realita itu di sosial media, contohnya Facebook. Tidak rahasia umum
lagi anak bauk kencur itu mengumbarkan kemesraannya lewat kata-kata cinta dan
foto-foto mesra. Panggilan kasih sayangnya saja layaknya sudah sah menikah,
mereka sering memanggil kekasihnya dengan panggilan “Ayah, Bunda”, kalau mau
yang lebih islami “Abi, Umi”. Tidakkah mereka sadari bahwa masa-masa kecil
mereka telah dirampas dengan itu semua.
Kalau kita mengulas lebih dalam, pada
masa SD kita seharusnya masih bermain dengan kebebasan hati dan pikiran kita.
Kita sering bermain Tram-trambuku, patok lele, Wak-wak Udin, Cabut Ubi, dan
lain sebagainya. Tapi sekarang? Semua seakan raib dan benar-benar hilang.
Mereka lebih suka berkumpul di warnet, dan bergaya layaknya artis sinetron
televisi.
Sangat
disayangkan, padahal masa-masa indah itu tidak akan kembali. Kalaulah saja kita
sabar dan telah terbentengi akhlak dan etika yang mulia, kita pasti dapat
mengikuti perkembangan zaman ini kearah yang lebih positif.